Britney Jean Spears
Birth Name
Britney Jean Spears
Nickname
Brit
Pinkey
The Princess of Pop
Height
5' 4" (1.63 m)
Mini Biography
Britney Jean Spears was born in rural Louisiana (Kentwood) on December 2, 1981, to Jamie and Lynne Spears. As a child, Britney attended dance classes, and she was great at gymnastics, winning many competitions and the like. But, most of all, Britney loved to sing. At age 8, Britney tried out for "The All New Mickey Mouse Club" (1989), but was turned down due to her young age. This directed her to an off-Broadway show, "Ruthless", for a 2-year run as the title character. At age 11, she again tried for "The All New Mickey Mouse Club" (1989) and this time made it as a mouseketeer along side many stars of today (Justin Timberlake and J.C. Chasez of N*Sync and Ryan Gosling). Her big break, however, came when she was signed as a Jive Recording Artist in the late 90s. With the release of her debut album, "...Baby One More Time" in early 1999, Britney became an international success, selling 13 million copies of "Baby" and 9 million (as of July 2001) of her sophomore album, "Oops!...I Did It Again," released in May of 2000.
Selena Marie Gomez
Selena Marie Gomez was born to Mandy Cornett and Ricardo Gomez on July 22, 1992. At a young age, she moved from New York to Grand Prairie, Texas. Giving birth to Selena at 16, her mom Mandy recalls living "paycheck-to-paycheck". Selena started out on "Barney & Friends" (1992) as "Gianna" in 2001 where she really discovered her talent. Unfortunately, they dropped her from the series after just two years. In 2003, she had a very small role in the movie Spy Kids 3-D: Game Over (2003) and a bit part in 2005 when she played "Julie" in Walker, Texas Ranger: Trial by Fire (2005) (TV) with Mitchel Musso and in 2006 as "Emily Grace Garcia" in Brain Zapped (2006) (TV) when she recorded a song for the movie. She she guest starred as "Gwen" in "The Suite Life of Zack and Cody" (2005) and as Hannah's rival, the 'evil' "Mikayla", in "Hannah Montana" (2006). Selena's amazing talent landed her roles in two Disney series, both spin-offs. Unfortunately, neither show was picked up until 2007 when she got the role of "Alex Russo" in the magical series "Wizards of Waverly Place" (2007) which she auditioned for three times. In March 2008, she made her first animated movie Horton Hears a Who! (2008) and later starred in Another Cinderella Story (2008) (V) with Disney Channel star Andrew Seeley for ABC Family. Her two Disney Channel Original Movies Princess Protection Program (2009) (TV), with real-life BFF Demi Lovato, and Wizards of Waverly Place: The Movie (2009) (TV) will both air Summer 2009.
Justin Drew Bieber
Birth Name : Justin Drew Bieber
Nick Name : Justin, Bieber, The Biebs, JBiebz, JB
Born : March 1, 1994, Canada
Mother : Pattie Mallette
Father : Jeremy Bieber
Occupation : Singer
Label : Island, RBMG
Manager : Scooter Braun
Justin Bieber is a Canadian pop-R&B singer. He was born on March 1, 1994 in London, Ontario and was raised in Stratford, Ontario, CANADA.
Justin Bieber’s mother, Pattie Mallette, was 18 years old when she became pregnant with her son. Mallette, who worked a series of low-paying office jobs, raised Justin Bieber as a single mother in low-income housing. However, Justin Bieber maintains contact with his father, Jeremy Bieber, who married another woman and had two children.
Justin Bieber’s paternal great-grandfather was a German immigrant to Canada.
During his childhood, Justin Bieber was interested in hockey, soccer, and chess; he often kept his musical aspirations to himself. As he grew, Bieber taught himself to play the piano, drums, guitar, and trumpet.
In early 2007, when he was 12, Justin Bieber sang Ne-Yo’s “So Sick” for a local singing competition in Stratford and placed second. Mallette posted a video of the performance on YouTube for their family and friends to see. She continued to upload videos of Bieber singing covers of various R&B songs, and Justin Bieber’s popularity on Youtube grew.
In 2008, Justin Bieber was discovered by Scooter Braun, who happened to come across Bieber’s videos on YouTube and later became his manager. Braun arranged for him to meet with Usher in Atlanta, Georgia, and Bieber was soon signed to Raymond Braun Media Group (RBMG), a joint venture between Braun and Usher, and then to a recording contract with Island Records offered by L.A. Reid.
His debut single, “One Time”, released worldwide in 2009, charted in the top 30 in over ten countries. His debut release, My World, followed on November 17, 2009, and was eventually certified platinum in the United States. Justin Bieber became the first artist to have seven songs from a debut album chart on the Billboard Hot 100.
His “My World 2.0″ was released on March 23, 2010 and has since received similar success; it debuted at number one and within the top ten of several countries and was certifiedplatinum in the United States.
Steven William Umboh
Steven William adalah Artis Pendatang baru yang Membintangi Arti Sahabat di Indosiar, dia langsung mencuri perhatian lewat adu akting dan face nya yang cool abis dalam waktu sekejab mempunyai ratusan fans yang mengaguminya.
Berikut adalah biodata serta kumpulan foto dari steven William umboh yang membintangi Arti Sahabat. Karirnya sendiri Berawal dari casting di Bentuk Management dan malah akhirnya mendapatkan juara yang pertama, cowok keren dan ganteng ini akhirnya bergabung dengan MD Entertainment (E).
Setelah bergabung dengan MD entertainment , Steven william memulai kontrak kerja di film layar lebar pertama berjudul Best Friend. dan kemudian beberapa judul sinetron lepas FTV, film Putih Abu-Abu dan Sepatu Kets, serta akhirnya sinetron Arti Sahabat yang berhasil melambungkan namanya di kancah persinetronan.
Berikut Biodata Lengkap dari Steven William
* Nama Lengkap : Stefan William Umboh
* Nama Beken : Steven William
* Warna Favorite : Biru
* Lahir : California, US, 11 Agustus 1993
* Nama Orang tua : Clinton Avery dan Ellen Thelma Umboh
* Agama : Kristen
* Hobi : Olahraga
Avril Ramona Lavigne
Nama lahir : Avril Ramona Lavigne
TTL : 27 September 1984 , Napanee,Ontario, Kanada
Genre (s) : Punk-pop, pop rock, modern rock
Occupation (s) : Singer, gitar, actress, model
Instrumen (s) : Vokal, gitar listrik, gitar akustik,piano
Tahun aktif : 2002-sekarang
Label (s) : Sony BMG, RCA, Arista
Tindakan yang terkait : Sum 41, The Black List Club,
Deryck Whibley, Avenged Sevenfold
Pengaruh : Alanis Morissette, Green Day, The Distillers, Blink-182
Avril Ramona Lavigne adalah seorang penyanyi pop-punk Kanada, musisi, dan aktris. Pada tahun 2006, Majalah Bisnis Kanada memposisikannya dalam posisi ke-7 wanita Kanada paling mengagumkan di Hollywood, dan pada tahun 2007 dia memenangkan 9 nominasi Jabra Music Contest untuk kategori Best Band In The World, berdasarkan pilihan penggemar diseluruh dunia.
Nama lahirnya biasa dilafalkan dalam bahasa Indonesia sebagai ‘Evfril Levingj’. Avril adalah bahasa Perancis untuk kata April (Bulan April), sedangkan Lavigne berarti Vine (Anggur) atau Vineyard (Kebun Anggur).
Album pertama Avril, Let Go, dirilis pada tahun 2002, dan telah terjual lebih dari 18 kuta kopi diseluruh dunia, mendapatkan 6 kali sertifikat platinum di Amerika. Album Avril setelahnya, Under My Skin (2004) dan The Best Damn Thing (2007), berturut-turut, menduduki posisi #1 dalam tangga album Billboard Hot 200 di Amerika. Avril mempunyai lima singel nomor satu di dunia, dari sebelas singel yang menduduki posisi top 10, diantaranya “Complicated”, “Sk8er Boi”, “I’m With You”, “My Happy Ending”, dan “Girlfriend”. Dia menduduki posisi #50 dalam daftar istimewa VH1’s “50 Greatest Women Video Era” .
Latar Belakang
Avril Lavigne dilahirkan disebuah kota kecil, Napanee, Ontario dalam lingkungan keluarga Kristen. Kemampuan Avril dalam bernyanyi telah diketahui sejak ia berumur 2 tahun, ketika ibunya mengatakan bahwa Avril telah mulai ikut menyanyi lagu-lagu rohani di gereja. Keluarga Avril pindah ke Napanee saat dia berumur 5 tahun.
Pada tahun 1998, Avril memenangkan kompetisi bernyanyi dalam tour resmi penyanyi Kanada Shania Twain. Avril menyanyikan lagu Shania yang berjudul “What Made You Say That”.
Avril pertama ditemukan oleh menejer profesional pertamanya, Cliff Fabri, ketika dia sedang menyanyikan lagu country disebuah toko buku di Kingstone, Ontario. Salama penampilannya berlangsung, Avril didukung oleh penyanyi Folk lokal Stave Medd, yang telah mengundangnya untuk menyanyikan lagunya “Touch The Sky” untuk album tahun 1999nya Quinte Spirit. Avril juga menyanyikan “Tample Of Life” dan “Two Rivers” untuk album Window To You, Steve Medd, tahun 2000.
Saat usia Avril menjelang 16 tahun, dia didaftarkan oleh Ken Krongard, seorang artis dan jurnalis, wakil dari perusahaan rekaman Arista. Ken mengundang Antonio “L.A.” Reid untuk mendengarkan nyanyian Avril disebuah studio rekaman milik Peter Zizzo di New York. Selanjutnya Avril melengkapi kontrak album perdananya, Let Go. The Matrix, yang bekerja secara ekstensif bersama Avril dalam proses pembuatan lagu untuk albumnya mengatakan, “We conceived the ideas on guitar and piano. Avril would come in and sing a few melodies, change a word here or there..”
Karir Musik
Album pertama Avril, Let Go, dirilis pada tanggal 4 Juni 2002 di Amerika Serikat, menduduki posisi #2 disana, dan menduduki posisi #1 di Australia, Kanada, Inggris, danbeberapa negara lainnya. Ini menjadikan Avril, seorang gadis muda 18 tahun yang memiliki album nomor #1 di Inggris untuk pertama kalinya.
Hanya lebih dari sebulan setelah perilisannya, album ini mendapatkan sertifikat multi platinum pada akhir bulan Agustus, dan mendapatkan sertifikat triple platinum dua minggu kemudian. Sebelum akhir tahun 2002, hanya 6 bulan setelah perilisannya, album ini mendapatkan 4 kali sertifikat platinum oleh RIAA. Angka total penjualannya mencapai 18 juta kopi hingga saat ini diseluruh dunia. Merupakan angka penjualan album terbaik untuk penyanyi wanita dan album perdana di tahun 2002.
Empat singel dari album ini dirilis. “Complicated” menduduki posisi #1 di Australia, sementara di Amerika menduduki posisi #2, dan merupakan penjualan singel penyanyi Kanada terbaik disana. Avril hanya dikalahkan oleh Natalie Imbruglia singel “Torn” di Amerika. “Sk8er Boi” menduduki posisi top 10 di Amerika dan Australia, “I’m With You” menduduki posisi top 5 di Amerika dan Inggris, dan “Losing Grip” menduduki posisi top 10 di Taiwan dan top 20 di Chili.
Avril dijuluki Best New Artist oleh MTV Video Music Awards tahun 2002, memenangkan 4 Juno Awards nominasi dari enam yang termasuk, menerima penghargaan World Music Awards untuk kategori “World Best Selling Canadian Singer”, dan telah masuk delapan nominasi Grammy Awards, diantaranya “Song Of The Year” untuk “Complicated”, dan “Best New Artist”.
Albu kedua Avril, Under My Skin, dirilis pada tanggal 25 Mei 2004 di Amerika. Langsung menduduki posisi #1 dalam tangga album Billboard Hot 200 Amerika, Inggris, Australia, Jerman, Jepang, Kanada, Meksiko, Argentina, Spanyol, Irlandia, Hongkong, Thailand, Korea, dan Taiwan, serta telah terjual lebih dari 380 ribu kopi dalam minggu pertama penjualannya di Amerika. Sebagian besar lagu dalam album ini ditulis oleh Avril dan penulis lagu Kanada Chantal Kreviazuk, walaupun ada beberapa lagu yang ditulis dengan penulis lagu lain seperti Ben Moody, Butch Walker, dan Evan Taubenfeld. Suami Chantal Kreviazuk, Raine Maida merupakan produser dari album ini bersama Butch Walker dan Don Gilmore.
Singel utama “Don’t Tell Me” menduduki posisi #1 di Argentina dan Meksiko, top 5 di Inggris dan Kanada, dan top 10 di Australia dan Brazil. “My Happy Ending” menduduki posisi #1 di Meksiko dan di Amerika menduduki posisi top 10, menjadikannya singel tersukses ketiga disana, tetapi singel ketiga “Nobosy’s Home” tidak berhasil menduduki posisi top 40 di Amerika dimana disana hanya menduduki posisi #41, posisi #1 di Meksiko dan Argentina. Singel keempat dari album “He Wasn’t”, tidak dirilis di Amerika, menduduki posisi top 40 di Inggris dan Australia. Singel terakhir, “Fall To Pieces”, gagal menduduki posisi top 100 dibeberapa negara, tetapi sukses besart di Kanada dimana singel ini menduduki posisi #7, dan posisi #17 di Afrika Selatan.
Avril memenangkan dua World Music Award di tahun 2004 untuk kategori “World’s Best Pop/Rock Artist” dan “World’s Best Selling Canadian Artist”. Dia menerima lima Juno Awards nominasi di tahun 2005, dan memenangkan tiga, diantaranya “Fans Choice Awards”, “Artist Of The Year”, dan “Pop Album Of The Year”. Dia memenangkan kategori “Favourite Female Singer” dalamAnnual Nickelodeon Kid’s Choice award kedelapan. Avril menulis naskah awal lagu “Breakaway” dengan Matthew Gerard, yang kemudian direkam oleh Kelly Clarkson untuk soundtrack film The Princess Diaries 2 oleh Royal Engagement tahun 2004. “Breakaway” selanjutnya terdapat dalam studio album kedua Kelly Clarkson yang juga berjudul “Breakaway”, dirilis sebagai singel pertama dari album. Lagu ini menempati posisi #6 di tangga lagu BIllboard Hot 100 Amerika dan mempopulerkan nama Kelly Clarkson.
Avril mengadakan tour “Live and by surprissed - mall tour” di duapuluh satu kota di Amerika dan Kanada, dimulai dari tanggal 4 Maret 2004, di Minneapolis, Minnesota, untuk mempromosikan Under My Skin. Setiap penampilannya terdiri dari aksi akustik pendek dari lagu-lagu dari album terbarunya. Dia didampingi oleh gitaris pribadinya, Evan Taubenfeld. Tempat berlangsungnya acara di setiap kota tidak diberitahukan hingga 48 jam sebelum penampilan dimulai. Tour ini sangat populer, sukses dan terkenal dalam mempromosikan album. Penampilan di Indianapolis pada tanggal 25 Maret 2004, di Mall Glendale tediri dari lagu “He Wasn’t”, “My Happy Ending”, “Don’t Tell Me”, “Take Me Away”, “Nobody’s Home”, “Sk8er Boi”, dan “Complicated”. Lagu-lagu pilihan dari tour ini dirilis dalam Avril Lavigne Live Acoustic EP, yang hanya Amerika sebagai target penjualannya.
Sepanjang tahun 2005, dan merupakan momentum pengejaran karir modelnya. Dia mempersembahkan kembali Kanada dalam upacara penutupan dalam Winter Olympics 2006 di Turin, Italy, dan menampilkan lagunya “Who Knows?” sepanjang delapan menit dari The Voncouver 2010.
Album ketiga Avril, The Best Damn Thing dirilis pada tanggal 17 April 2007 dan langsung menduduki posisi #1 di Amerika. Album ini diproduseri oleh Dr. Luke, suami Avril Deryck Whibley, Rob Cavallo, Butch Wlker, dan Avril sendiri. Travis Barker merekam drum dalam rekaman Avril. Singel pertama dari album ini “Girlfriend” merupakan lagu pertama Avril yang menduduki posisi pertama di Amerika. Dalam acara Ryan Secret’s, Avril mengatakan bahwa “When You’re Gone” merupakan singel kedua yang dirilis dari album. Singel ketiga dari album ini adalah “Hot”. Pada bulan Maret 2008, Avril mengatakan bahwa dia telah selesai merekam musik vidio untuk singel keempat dari album “The Best Damn Thing” dan mengatakan bahwa kakak nya Matt ikut serta dalam musik vidionya. Singel ini dikabarkan akan dirilis pertama kali di Jerman pada tanggal 6 Juni 2008.
Album ini menuai banyak kontroversi, mulai dari isi liriknya yang mengandung banyak bahasa tabu, sengketa beberapa lagu seperti lagu “Girlfriend” dan “I Don’t Have To Try”, hingga masalah pembatalan konsermya yamg menyebabkan banyak penggemarnya kecewa.
Avril menyanyikan lagu “Imagine” milik John Lennon sebagai kontribusinya dalam album Istant Karma: The Amnesty International Campaign to Save Darfur.
Pekerjaan Lain
Avril juga menyanyikan lagu mega hit Goo Goo Dolls “Iris”, dan pernah tampil secara langsung bersama vokalis utama band ini sekaligus penulis dari lirik lagu “Iris” John Rzeznik dalam acara Fashion Rock Concert pada tahun 2004. Lagu lainnya yang pernah dinyanyikan Avril adalah “Knocking On Heaven’s Door” yang pada aslinya dibawakan oleh Bob Dylan, “No One Needs To Know” oleh Shania Twain, dan “Basket Case” oleh Green Day. Avril telah bercerita bahwa “Iris” adalah lagu favorinya sepanjang masa.
Avril juga dibuat versi komiknya yang berjudul Make Five Wishes. Dia memulai sebagai dirinya sendiri, bintang pop, yang digemari oleh pelaku utama dari komik ini.
Karir Film
Avril tampil dalam film awalnya dalam film Over The Hedge sebagai pengisi suara, dimana film ini berdasarkan komik yang berjudul sama. Dia bekerja sama dengan William Shatner, Bruce Willis, Garry Shandling, Wnda Sykes, Nick Nolte dan Steve Carrel. Dia juga beraksi dalam film karya Richard Gere berjudul The Flock, sebagai kekasih dari seorang pelaku kejahatan, dan proyek ketiganya adalah Fast Food Nation, berdasarkan buku favoritnya. Avril menulis dan kemudian merekam lagu ciptaannya berjudul “Keep Holding On” dengan Dr. Luke, untuk soundtrack dari film Eragon, yang kemudian lagu ini terdapat dalam album ketiga Avril, The Best Damn Thing. Lagu ini dirilis sebagai versi download digital pada tanggal 28 November 2006, dengan debut perdana diseluruh dunia pada tanggal 17 November 2006. Menduduki posisi #2 dalam tangga lagu Kanada.
Avril membuat sebuah batu bertulisan dalam film Going The Distance dan juga sempat tampil dalam sebuah episode film Sabrina, the teenage witch, menapilkan lagu “Sk8er Boi”dengan band-nya.
Dunia Akting
Lavigne kini juga mulai menjajal kemampuan beraktingnya. Debut film pertamanya berjudul “The Flock”, sebuah film drama kriminal, akan syuting di Meksiko. Di film ini Avril Lavigne akan beradu akting bersama Richard Gere dan Claire Danes. Selain itu, Avril Lavigne juga turut mengisi suara dalam sebuah film animasi berjudul “Over The Hedge”. Film ini disutradari oleh Richard Linklater, serta akan menampilkan William Shatner dan Bruce Willis. (sumber: www.contactmusic.com) Avril Lavigne juga pernah muncul di film Going The Distance untuk penampilan sesaat.
Pandangan Publio
Dalam halaman remi MySpace Avril, dia menjelaskan bahwa aliran musiknya adalah Pop/Punk/Rock, tetapi All Music Guide dan para pengamat musik lainya menjelakan bahwa aliran musik Avril adalah Punk, Punk-pop, Pop/Rock, Alternative Rock, Alterrnative Pop-rock, Modern Rock dan Post-Grunge. Avril mengatakan bahwa “I’mnot punk”. Avril juga menjelaskan kepada MTV Essential “I’m a rocker chic and not completely pop”. Walaupun dia mengutip bahwa aliran musiknya adalah punk dan menggambarkan sebagai hasil pengaruh, aliran musiknya telah diberi nama umum dengan punk tahun 1970an.
Avril berbicara tentang penampilan barunya dalam sebuah wawancara pada bulan September 2006, dia menjelaskan “When I was in high school I was a little ****, hanging out with the guys, gettting drunk, getting in fights, playing hockey. My band were all guys, so I was only around guys, but when I got older I started being more of a chick. I broke out on the scence lookina like the 17-year-old that I was. And from then to now I look really different - but that’s called growing up.
Avril pernah berpose telanjang dalam majalah Blender Amerika edisi Juni 2007. Kemudian dia mengatakan kepada MTV bahwa sebenarnya dia menggunakan penutup tubuh dan pihak majalah hanya mengeditnya sehingga dia terlihat telanjang.
Kehidupan Pribadi
Dalam majalah Seventeen edisi Januari 2003, Avril mengakui “I was always snagging a bit of Matt’s cheeseburger everynow and again”. Juga mengatakan dalam wawancara setelahnya, dia mengatakan tidak memakan daging, tetapi tidak mengatakan bahwa dia vegetarian, suatu waktu seseorang bisa seja menemuinya sedang memakan daging.
Sebagai seorang remaja dia biasanya bermain di Restoran La Pizzera di Napanee, Ontario. Dalam Unser My Skin Bonez Tour Documentary, dia mengatakan bahwa pizza dengan olive topping adalah makanan kesukaannya, walaupun dia tidak biasa memakannya berlebihan, karena pizza dapat merusak suaranya. Sejak dia terkenal dan populer di dunia musik, restoran tersebut menyediakan pizza dengan nama Avril yang merupakan jenis pizza kesukaan Avril, dan disana ada buku tamu untuk penggemar yang akan dipilih oleh Avril ketika dia mengunjungi kerabat dan sahabatnya di kota dimana dia dibesarkan, Napanee.
Avril mempunyai tato bintang di pergelangan tangan kirinya yang merupakan salah satu gaya yang digunakan untuk album pertamanya. Tato tersebut dibuat bersamaan dengan tato milik Ben Moddy, teman Avril yang merupakan mantan personil band Evanescence. Akhir tahun 2004, Avril mempunyai tato berbetuk hati berukuran kecil dengan aksen bertulisan hurup ‘D’ di pergelangan tangan kanannya, dan merupakan bukti persembahan untuk kekasihnya-sekarang telah menjadi suami- Deryck Whibley. Avril dan suaminya telah membeli sebuah rumah seharga 9.5 juta dollar Amerika di Bel-Air, yang mana rumah ini rumah peninggalan pasangan terkenal sebelumnya, Travis Barker dan Shanna Moakle. Rumah tersebut memiliki 8 kamar tidur, 10.5 kamar mandi, sebuah ruangan kerja, elevator, dapur kelas tinggi, dan garasi untuk 10 mobil.
Avril pernah digosipkan memiliki hubungan istimewa dengan mantan gitarisnya Jesse Colburn, tetapi menolak rumor tersebut, dan menjelaskan bahwa dia tidak memiliki hubungan apapun selain ‘teman’ dengannya maupun dengan anggota band lainnya sepeti Evan Taubenfeld atau siapapun. Walaupun begitu, Evan Taubenfeld masih menganggap bahwa Avril adalah sahabat terbaiknya disepanjang waktu dan seluas dunia, seperti yang dia katakan dalam halaman web resmi band “Q&A”, band terakhirnya. Dalam majalah J-14, Avril bercerita tentang ciuman pertamanya terjadi saat dia berumur 14 tahun.
Tahun 2004, muncul sebuah berita bahwa Avril dan Hillary Duff bertengkar hebat. “I read that I was supossedly mad at my fans for dresssing like me” kata Avril dalam koran mingguan Quoted. “They quoted Hillary Duff saying ‘Avril need to appreciate her fans and blah, blah, blah.’ I’m like, excuse me? First off, it’s not even true. I never said that, and second, who the hell cares what she has to say about my fans? Whatever, Hillary Duff such a goody-goody, such a mommy’s girl”. Baru-baru ini dilaporkan ada dramatisir antara mereka berdua di pesta Maxim di New York, dengan kejadian yang berbelit-belit dan rumit saat kedatangan mereka karena pelarian yang tak diinginkan. Avril berbicara sangat kasar, melompat secara kasar dan memaksa pihak penyelenggara pesta untuk meninggalkan tempat itu.
Bulan Februari 2004, dia mulai menjalin hubungan khusus dengan penyanyi Kanada Deryck Whibley, yang merupakan vokalis utama/gitaris pop punk band Sum 41. Pada tanggal 27 Juni 2005, Avril dan Deryck berwisata romantis ke Venice, Italia. Pasangan ini menikah disebuah gereja katholik dengan upacara pernikahan secara agamis dengan disaksikan sekitar 110 tamu undangan pada tanggal 15 Juli 2006, di sebuah lahan pribadi di California coastal city of Montecito. Saat ditanya apakah mereka siap untuk diberi keturunan, mereka mengatakan “not right now but somewhere down the road”.
Derma
Avril telah banyak melakukan aksi kepedulian, seperti Make Some Noise, Amnesty International, Camp Will-a-way, music clearing minefield, U.S. Campaign for burma, Make-a-wish foundation, dan War Child. Dia juga memberi bantuan terhadap ALDO ads untuk para penyandang aids. Aldo menjual pernak-pernik dengan kata-kata “HEAR”, “SEE”, dan “SPEAK” dan sebuah tas edisi khusus yang hanya dijual di Aldo dept. store atau dujual secara Online. Aksi ini bertujuan untuk membantu para penyandang aids diseluruh dunia. Avril bekerja dengan Reverb, sebuah lembaga masyarakat, untuk tou nya pada tahun 2005. Avril juga menyanyikan lagu “Knocking On Heavens Door” untuk sebuah derma.
Avril di Negara lain
Avril Lavigne mengadakan konser di Jakarta, Indonesia pada tanggal 4 April 2005.
Dia pun pernah mengadakan konser di Kyoto, Jepang pada awal 2007. Saat itu dia mempromosikan lagu barunya yang berjudul Girlfriend dan When You’re Gone yang segera masuk peringkat 1 dalam Best Download dan peringkat 3 Oricon Chart di Jepang.
Keluarga
* John Lavigne (ayah)
* Judy Lavigne (ibu)
* Matt Lavigne (kakak laki-laki) - AvriL Lavigne Tour Security
* Michelle Lavigne (adik perempuan)
When I Look at You
Siang itu, di sebuah bangku taman, seorang gadis menunggu seorang yang sangat dia sayangi. Seorang yang tak pernah dia sangka akan menjadi pacarnya. Dia baru jadian dengan orang itu 2 hari lalu dan hari ini dia akan kencan dengannya! Aah, senangnya… katanya dalam hati. Tapi kesenangan itu sedikit berkurang karena orang yang ditunggunya sepertinya akan datang sangat terlambat. Dia sudah menunggunya lebih dari setengah jam. Tapi tak apa. Aku akan menunggunya. Aku ingin saat dia datang dia akan berkata, “Resha Ananda! Maafkan aku karena aku datang terlambat.” Yaa, dia selalu memanggilku dengan nama lengkapku. Aku tak tau kenapa, katanya sih, dia suka dengan namaku. Senangnya! Serunya dalam hatinya.Ketika sedang menunggu, ponsel Resha berbunyi. Dia mengangkatnya. Resha mendengar penjelasan seseorang diseberang sana. Tentang sebuah kenyataan pahit yang melandanya. Mendadak kakinya lemas, tubuhnya bergetar, jantungnya berdebar cepat, air matanya mengalir deras. Saat orang itu menutup telponnya, Resha menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Dia nyaris histeris. Tak dia sangka itu akan terjadi. Tak pernah dia sangka orang itu akan meninggal dalam kecelakaan. “Tuhan! Tolong katakan padaku kalau itu bohong!” Jeritnya. Dicky Dermawan, orang yang dia tunggu, orang yang dia sayangi, orang yang baru 3 hari menjadi pacarnya kini pergi. Dia kecelakaan dalam perjalanan kesini. Seminggu ini, Resha terus-terusan mengurung diri dikamar. Untung saja sekolahnya sedang libur, jadi dia tidak akan dimarahi karena bolos. Di kamarnya, dia hanya duduk diatas kasurnya dan terus-terusan menangis. Besok dia akan mesuk sekolah. Entah apa yang akan dikatakan teman-temannya padanya untuk menghibur dirinya. Ya, hampir 1 sekolah tau kalau Resha dan Dicky sudah jadian. Tapi kini, entahlah. Mungkin dia akan dikasihani oleh teman-temannya. “Pagi, Resha.” Sapa Dina, teman sebangkunya sejak SD sampai SMP sekarang. Resha hanya tersenyum paksa pada Dina. “Ah, Sha. Itu… soal…” “Dicko? Ya. Gue nggak apa-apa. Lo nggak usah khawatirin gue. Gue baik.” Kata Resha sok tegar. Dina jadi kesal dibuatnya.“Sha! Gue tau lo sedih! Gue tau lo mau nangis, kan? Iya, kan? Lo nggak perlu sok tegar didepan gue! Lo pikir gue siapa? Gue Dina, Sha. Sahabat lo sejak SD! Lo inget itu! Lo nggak akan pernah bisa bohong sama gue!” bentak Dina. Dina melihat mata Resha yang berkaca-kaca. “Maafin gue, Sha…” Resha menangis dalam pelukan Dina. Dia tidak peduli kalau harus dilihati satu kelas. Yang penting dia bisa sedikit mengurangi kesedihannya kehilangan Dicky. Beberapa bulan berlalu. Resha yang duduk dikelas 3SMP sudah melewati ujian akhir. Dia dan teman-temannya akan memasuki SMA yang mereka tuju. Resha dan Dina masuk SMA yang sama. Dan lagi-lagi, mereka satu kelas. “Ada yang nggak masuk, ya?” tanya Resha pada Dina. “Iya. Katanya, sih, cowok. Dia sakit, besok baru masuk katanya.” Jawab Dina. Hari pertama MOS mereka lewati dengan lancar. Resha sudah mengenal temannya hampir satu kelas. Hanya beberapa yang belum, termasuk anak cowok yang bakal masuk besok. Besoknya, anak cowok itu masuk, tapi Resha belum sempat melihat anak itu karena kakak OSIS mereka terus-terusan menghalangi mereka. “Kalo mau kenalan sama temen baru, ntar aja kalo MOSnya udah selesai!” kata Kira salah satu anggota OSIS disekolahnya. Saat istirahat, Dina minta izin sebentar ke toilet dan meninggalkan Resha disalah satu meja kantin disekolahnya. Resha hanya duduk sambil meminum minuman yang dipesannya. Hingga sesuatu memancing pandangannya. Nggak mungkin. Ini nggak mungkin… dia… diakan udah… pikirannya terputus karena Dina yang tiba-tiba datang. “Maaf nunggu lama.” Kata Dina. Resha hanya tersenyum sambil celingak-celinguk kesana-sini. “Lo kenapa, Sha?” “Aah, nggak! Hehe. Ah, gue ke toilet bentar, ya!” Resha berlari meninggalkan Dina yang kebingungan. Saat ditoilet, dia mencuci mukanya berkali-kali. “Nggak. Pasti tadi gue salah liat. Gue nggak mungkin liat Dicky. Itu juga nggak mungkin kembaran Dicky. Dicky nggak punya kembaran. Tapi… tapi…” dia kembali mencuci mukanya. Setelah itu dia bergegas kembali menemui Dina. Saat sedang berjalan, ada seseorang yang memanggilnya. “Oi. Barang lo jatuh, nih.” Kata orang itu. Resha menoleh ke orang itu. Resha terbengong saat melihat seorang cowok yang berdiri dihadapannya sambil memegang kalungnya yang diberikan Dicky untuknya. Seluruh badannya menegang dan dia tidak bergerak sedikitpun. Resha sangat terkejut melihat cowok didepannya. “Woi. Kok lo bengong, sih? Lo denger… eh!” Resha pingsan didepan cowok itu. Lalu cowok itu membawa Resha ke UKS dan kebetulan Dina melihat itu. Dina tidak kalah terkejut saat melihat cowok yang menggendong sahabatnya itu. Tapi untungnya, Dina tidak pingsan seperti Resha. Saat Resha terbangun, Dina tidak bertanya apa-apa padanya. “Din, gue dimana?” tanya Resha. “Di UKS. Lo pingsan.” Saat itu juga, cowok yang tadi ditemui Resha datang. Untuk kedua kalinya, Resha dan Dina terkejut. Cowok itu menghampiri Resha. Wajah Resha memucat. Dengan cepat dia menggeser tubuhnya menjauh dari cowok itu hingga dia hampir terjatuh. Untung saja cowok itu menarik tangannya, jadi dia tidak jadi jatuh. “Lo kenapa, sih? Kayaknya lo kalo ketemu gue kayak orang liat hantu.” Kata cowok itu. “Lo… Di… Di… cky… Dicky? Dicky!” Resha memeluk cowok itu. Cowok itu kaget dan berusaha melepaskan diri dari Resha. Resha tidak melepaskan pelukannya. “Aku tau kamu belum meninggal, Ky. Aku tau kamu masih hidup. Kamu nggak mungkin ninggalin aku…” “Heh! Gue Rico! Bukan Dicky! Rico!” kata cowok yang bernama Rico itu. “Apa? Tapi… muka kamu itu mirip Dicky. Tapi kamu bohong.” “Jangan seenaknya ganti-ganti nama orang, ya!” “Dicky? Iya, lo bukan Dicky. Karena, Dicky nggak mungkin bentak-bentak gue.” “Emang bukan! Nih. Gue ke sini cuma mau balikin kalung lo!” setelah memberikan kalung milik Resha, Rico pergi meninggalkan Resha. “Sha…?” “Bukan, ya? Ternyata bukan… dia… bukan Dicky…” Kata Resha sedikit pelan. Dina berdiri disamping Resha sambil menatap prihatin sahabatnya itu. Saat kembali ke kelas, Resha sangat terkejut karena cowok yang mirip dengan Dicky sekelas dengannya. Dia cowok yang kemarin tidak masuk. Yang lebih membuat dia terkejut, ternyata cowok itu duduk di sebelah mejanya. Resha berusaha tidak mempedulikan cowok itu. Begitu juga Rico. Beberapa bulan Resha lewati dengan baik, walaupun ada saja masalah yang melibatkannya dengan Rico. tapi itu tidak mebuat Resha gelisah sedikitpun. Suatu hari, Rico menghampiri Resha dan mengajaknya ngobrol. Awalnya Resha tidak mau, tapi akhirnya dia mengalah dan mau ngobrol dengan Rico. ternyata ngobrol sama Resha enak juga. Pikir Rico. “Oke. Karena nggak ada yang mau lo obrolin lagi sama gue, gue mau…” “Kenapa lo ngejauh dari gue?” tanya Rico memotong omongan Resha. Resha terdiam menatap Rico. “Jawab. Apa ini karena wajah gue yang mirip cowok lo yang udah meninggal?” tanya Rico lagi. Ya Tuhan, kenapa dia bisa tau? Yang tau soal ini kan cuma temen SMP gue sama… ah! Jangan-jangan… Dina! Resha larut dalam pikirannya dan mendiami Rico. “Itu semua nggak ada hubungannya sama lo.” Kata Resha. “Tentu aja ada! Kalo lo terus-terusan anggep gue kayak mantan lo itu, gue jadi nggak bisa temenan sama lo.” Kata Rico. “Untuk apa temenan sama gue? Toh, lo punya banyak temen, kan? jadi lo nggak rugi kalo nggak temenan sama gue.” “Tentu aja rugi! Gue itu bukan cuma mau temenan sama lo. Gue tuh pengen lebih deket sama lo, karena gue suka sama lo!” kata Rico tegas. Resha terkejut. Tanpa sadar, air matanya keluar. Rico kaget melihat Resha menangis. Saat ingin memberikan sapu tangannya pada Resha, Resha sudah keburu menghindar. “Jangan. Gue mohon jangan…” kata Resha. Rico diam menunggu ucapan Resha selanjutnya dengan bingung. “Gue mohon… jangan suka sama gue… jangan… gue nggak bisa…” tiba-tiba Rico memegang pundak Resha dan menatap lurus matanya.“Kenapa? Apa karena lo masih keinget cowok lo itu kalo liat gue? Iya? Res, gue beda sama dia. Gue ya gue, dia ya dia! Please, Res. Jangan hanya karena hal ini gue jadi nggak bisa deket sama lo. Lo yang bikin gue jatuh cinta sama lo, jadi jangan bikin gue jadi sakit karena lo!” kata Rico. “Co! Emang siapa yang suruh lo suka sama gue, hah? Gue nggak pernah minta lo suka sama gue, kan? Makanya jangan nyalahin gue kalo gue nolak lo! Walaupun hanya karena ini!” kata Resha menepis tangan Rico. “Gue nggak akan diem gitu aja, Res. Gue bakal bikin lo lupain cowok lo itu dan bikin lo suka sama gue!” kata Rico sedikit berteriak. Resha tidak mendengarkan ucapan Rico dan langsung berlari menuunggalkan Rico. Dia menemui Dina dan bertanya soal Rico yang mengetahui tentang Viko, mantannya, yang telah meninggal. “Maafin gue, Sha. Dia maksa gue terus. Akhirnya gue jadi keceplosan.” Kata Dina. Dia terus-terusan meminta maaf pada Resha. “Sha. Rico serius nembak lo?” “Ya.” jawab Resha singkat. Dina tidak melanjutkan ucapannya karena melihat Resha yang sedikit kesal. Sesuai ucapan Rico, dia terus-terusan mendekati Resha walaupun cewek itu selalu menjauh darinya. Sebulan berlalu dan Rico tetap mendekati Resha. “Pagi, Res. Nih, gue bawaan lo komik seru. Lo suka komik, kan? Nah, ini…” “Gue nggak butuh!” ketus Resha sambil menepis tangan Rico. Rico jadi kesal dibuatnya. “Res! Kenapa, sih, lo nggak bisa buka sedikit hati lo buat gue? Beri gue kesempatan buat bikin lo lupain cowok lo itu.” Kata Rico. “Gue pengen… gue pengen… tapi nggak bisa… gue nggak bisa…” “Kenapa?” “Karena… gue nggak mau kejadian beberapa bulan lalu itu terjadi lagi.” Kata Resha terdengar lirih. Dia berusaha menahan air matanya yang mau keluar. “Oke. Gue bakal kasih lo kesempatan buat mikir. Gue bakal nunggu lo, Res. Gue janji, kalo lo jadii cewek gue, gue nggak akan nyakitin lo. Gue nggak akan bikin lo sedih. Gue janji.” Setelah bicara seperti itu, Rico pergi meninggalkan Resha. Resha tidak bergerak sedikitpun. Dia hanya menunduk dan meremas rok abu-abu pendeknya. Air mata jatuh ditangannya. Dia menagis. Selama seminggu ini, Rico tidak pernah mendekati Resha. Kalo boleh jujur, Resha sedikit merasa kesepian karena Rico tidak menganggunya lagi. Tapi mau gimana lagi, itulah keputusan dia. “Lo mau terima dia?” tanya Dina. “Nggak. Gue cuma sayang sama Dicky.” “Gitu?” Dina diam. Itu adalah percakapan singkat terakhir mereka. Besoknya dan selama 3 hari Resha tidak masuk sekolah. Dia sakit. Mendengar itu, Dina dan Rico memutuskan untuk menjenguk Resha yang dirawat di Rumah Sakit. Sesampainya di Rumah Sakit, mereka mencari ruangan Resha dan bergegas kesana. Dina membuka pintu kamar rawat Resha dan melihat Resha yang terbaring diatas kasur dengan sebuah selang yang menjulur tangannya. Dina dan Rico mendekati Resha. Resha tersenyum melihat kedua temannya itu datang menjenguknya. “Lo baik-baik aja?” tanya Rico. “Ya.” sejenak mereka hanya terdiam diruangan yang sepi itu. Tiba-tiba, mata Dina terpaku pada tangan kanan Resha yang diperban. “Tangan lo kenapa?” tanya Dina penasaran. “Ah, mm… itu… em…” Resha terdengar ragu menjawabnya. Lalu seseorang mewakili Resha menjawab pertanyaan Dina. “Dia melukai tangannya dengan silet karena dia teringat lagi sama Dicky.” Kata Tio, kakak Resha. “Pas malem-malem, bokap, nyokap, sama gue denger Resha nangis histeris dikamarnya sambil manggil-manggil nama Dicky. Dia kunci kamarnya dari dalem. Terpaksa gue dobrak. Pas udah kebuka, dia lagi duduk dipojok lemari pakaian dengan tangan kiri megang silet dan tangan kanan yang banjir darah.” Lanjutnya. “Res! Lo kenapa jadi kayak giini, sih? Jangan hanya karena Dicky, lo jadi bertindak bodoh kayak gini!” kata Rico. Resha hanya diam mendengar ocehan Rico. “Ah. Lo pasti Rico? Yang mukanya mirip banget sama Dicky. Ya kan?” tanya Tio. “Iya,” kata Rico bingung. “kenapa?” “Ah! Jadi lo orangnya! Bagus, deh, kalo lo dateng. Soalnya, waktu Resha pingsan, dia tuh…” “AAAARGH!!” teriakan Resha membuat orang-orang yang ada dikamar itu kaget. “Tio! Tangan lo tadi nyenggol tangan gue! Sakit tau! Reseh lo emang! Pergi sana! Hush, hush.” Usir Resha. “Yee, lo pikir gue kucing, pake ‘hush, hush’ segala!” kata Tio. Lalu dia keluar sambil berdumel tidak jelas. Resha menghela napas lega saat Tio keluar. “Kenapa, sih?” Tanya Dina bingung. “Nggak.” Selama beberapa menit mereka isi dengan obrolan tentang sekolah. Sampai akhirnya Resha menganti pokok pembicaraan dengan sebuah kalimat yang membuat Dina dan Rico bingung. “Co, boleh gue minta tolong?” kata Resha. “Minta tolong? Boleh. Apa?” tanya Rico. “Mm… gue pengen lo bilang ‘Resha Ananda! Maafkan aku karena aku datang terlambat.’. Bisa?” kata Resha ragu. Saat melihat wajah Rico yang terheran-heran, Resha kembali membuka mulut. “Ah, kalo nggak mau juga nggak apa…” “Resha Ananda! Maaf karena aku datang terlambat.” Ucap Rico memotong ucapan Resha. Resha dan Dina terdiam kaget. Terlebih Resha. Beberapa detik, Resha hanya diam. Kemudian senyumnya mengembang dan menatap Rico senang. Lalu dia menundukkan kepalanya dalam-dalam.“Makasih… Ky…” ucap Resha sedikit pelan membuat Rico dan Dina tidak terlalu jelas mendengar ucapan Resha. Rico dan Dina melihat Resha yang menyeka air matanya. Dia menangis. Tidak lama kemudian, Tio datang dan menyuruh Rico dan Dina pulang karena Resha butuh istirahat. “Din, tadi lo denger nggak ucapan terakhir Resha?” kata Rico saat mereka keluar dari kamar rawat Resha. Dina hanya menggeleng dan menatap Rico bertanya-tanya. “Gue denger dia ngomong ‘ky’. Menurut gue tadi dia bilang makasih bukan buat gue.” “Ha? Maksud lo?” “Iya. Kayaknya itu buat Dicky. Mungkin dia nyuruh gue ngomong kayak tadi untuk ngewakilin di Dicky.” Kata Rico. Dina hanya manggut-manggut mengerti. Besoknya, Resha belum bisa masuk sekolah. Saat istirahat sekolah, Rico mengajak Dina makan bareng dikantin. “Tumben lo ngajak gue makan bareng, Co?” kata Dina. “Ada yang pengen gue certain.” Kata Rico sambil senyam-senyum membuat Dina bingung. “Apa? Kayaknya berita bahagia, nih?” tebak Dina. “Bener banget!” “Apa?” tanya Dina penasaran. “Tadi pas lagi belajar, si Resha SMS gue.” Kata Rico membuka cerita. “Ha? SMS? SMS apaan?” tanya Dina makin penasaran. Rico mengambil HPnya disaku bajunya dan mengotak-atik HPnya. Lalu Rico menyodorkan HPnya ke Dina dan menyuruhnya membaca sebuah pesan yang sudah tertera dilayar HPnya. Dina membaca pesan itu dengan seksama. Seketika senyumnya mengembang. SMS From : Resha - +062857********When I look at u, I thought you were with him. but my guess is wrong. you differ with him. very different.Initially I want to assume you were not there because you made me remember someone I care about. but never thought you actually approached me and make my heart began to open to receive you.Now, I want to ask for permission to you ...What I can fill your days like before you always fill my days?“Akhirnya dia buka hati dia buat gue juga…” kata Rico. Dina hanya mengangguk dan memberikan selamat pada Rico.
Cerpen: Gara-gara Cinta
Suatu hari, saat aku pergi untuk membeli kopi aku melihat temanku sedang bersama dengan lelaki dambaanku yang aku cintai dan dia pun tau itu. aku terus melihat mereka sedang berpegangan tangan dengaanya. aku memutuskan untuk menegur mereka yang sedang berdua.hmmmmmzzzz.......aku berjalan sambil menyinggung mereka yang sedang asyik bergandengan tangan.aku sesekali melihat kearah belakang, ku lihat wajah temanku pucat pasi tanpa bentuk. saat dia melihat kearahku aku memalingkan mukaku kearah depan. tanpa kurasa air mata terus mengalir di kedua pipiku. sialnya, saat aku sampai di warung kopi, ternyata uangku hilang. aku panik tak karuan" aduhhh.... uangku hilang. gimana dunkk?? aku bisa kena omel ortu nih.." keluhku sambil mencari cari uangku. akhirnya dengan terpaksa aku haru mengembalikan kopi yang ku beli. setelah lama aku berada di warung, akhirnya aku memutuskan untuk pergi. aku terus berjalan menyusuri sepanjang jalan gang. tibalah aku di saat yang menyakitkanku. tepat di depanku aku melihat temanku sedang beradu bibir dengan lelaki impianku. hatiku tergores bagaikan disayat pisau tajam. aku berlari dan trus berlari sambil menangis. aku tak melihat apapun yang ada didepanku, tapi tiba tiba......tiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttttttt...........suar klakson mobil terdengar sayup sayup di telingaku. tubuhku terasa ringa, tak tau kenapa aku merasa tidak dapat berdiri dan akhirnya.....brukkkkk.......kurasa tubuhku jatuh diatas aspal jalan raya. beberapa menit, aku mendengar sayup sayup suara sirine ambulance. tubuhku terasa diguncang guncangkan oleh seseorang, aku tak mengerti apa yang sedang terjadi...keesokannya,,,,aku mulai merasa tubuhku agak baikan. di depan kamar kulihat orang orang sedang cemas memikrkanku. aku tak tau sedang berada dimana? entah apakah orang tuaku tau?kreeekkk....tiba tiba diarah pintu aku melihat seseorang yagn aku kenali yang ternyata adalah sahabatku. air mataku terus mengalir hingga tak henti. aku terus saja menangis tanpa melihat sahabatku itu....
Wise Words Imagination
Action and Dream
To accomplish great things, we must not only act, but also dream; not only plan, but also believe.
Pursuing a dream
All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them.
Imagination and knowledge
Imagination is more important than knowledge.
They can
They can because they think they can.
Words of Wisdom and Motivation
Something More
If you want something you’ve never had, you must be willing to do something you’ve never done.
Small things with Love
In this life we cannot always do great things. But we can do small things with great love
About Vision
Vision without execution is a daydream. Execution without vision is a nightmare.
Love is Short
Life is short. There is no time to leave important words unsaid.
How to start
The way to get started is to quit talking and begin doing.
Mind Like a Parachute
Minds are like parachutes – they only function when open.
Success is a Journey
Success is a journey, not a destination.
Giving and Receiving
Blessed are those that can give without remembering and receive without forgetting.
Kata_Kata Bijak Cinta
Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.
Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.
Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja.”
Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata:
aku turut bahagia untukmu.
Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.
Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.
Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu
dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu.
Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka
Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi
sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.
Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.
Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur
berkeping.
Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut
First Love
Theoretically first love can happen in any age or not happen at all. But most people had fallen in love for the first time when they were teenagers. That exciting new experience most of us remember very well during all our life. For an adult his/her own high school problems and the problems of their children seem very funny, silly and simple especially compared with all the difficulties of adult life. Somehow we forget how tragic and full of drama life and relationships were than in our adolescence.
Than a teenager falls in love and it happens for the first time he/she feels all it's ups and downs for the first time either. In that age we mostly enjoy ourselves and study the new emotions inside than show much interest for the inner world of our first boy/girlfriend.
Once we start to show interest to the persons of the other sex and a little later instinctively choose our first love. The relationships between two sexes will interest and trouble us during all our future life but these first steps are always the most difficult and for some of us turn to be very painful. Teenager has a growing and changing body that he/she hasnt started to understand yet and a delicate soul which is so easy to hurt.
Adults very often don't take this first affection for serious, they may laugh at it, preach, tell their children that they are too young to really feel anything, that his or her object isn't a good pair for him or her, they may try obey them stop seeing their boy/girlfriend. This is all very wrong. No one can stop anybody from falling in love especially when it's so beckoning with the novelty. Wise adults can only try to support their young comrade to pass this complicated with the least wounds and hurt. The feelings of adolescents are as changeable as their mood. So the first love usually goes very soon after it comes. The mission of people around is to show that it's not the end of world and that a teenager is not alone, that there still stay people who love him/her and in their love he/her can't be sure. The first love is only the first lesson to learn but it like Alphabet stays in the basic of the whole future relationships of a human.
Very often we cherish these memories a lot, sometimes idealise them, remember the first love as something very innocent and fragile. If something went wrong than some people may have some problems with starting new relationships, they may even achieve come serious complexes that will be spoiling their relationships all the time.
But there's no such low that tells we all fall in love for the first time in our adolescence if not with our coevals, than with our favourite teaches, famous actors and pop-stars. Yes, teenagers searching an ideal love object in the real life and not finding it there can turn to TV-screen heroes, or persons who are elder and seem wiser and more experienced when the people of the same with them age. Of cause most adults don't take these kid's falling for them too serious. It passes as does the hysterical passion for the pop-stars. But still some people don't fall in love at this age of first love at all, they have some boy/girlfriends in order not to differ from others, to satisfy curiosity and a booty call, they may really like the coevals they have relationships with, but still it nothing serious. For those people their first love may come later, and the feeling will be the same new and surprising for them as for the teenagers. But Bernard Show said that if you haven't fallen in love till you're forty you already shouldn't do it after.
All About Love
Love , cinta, liebe , atau menjadi deretan huruf apa pun ia dan dalam bahasa apa pun, selalu saja indah dan asyik untuk dibicarakan. Iya nggak sih? Bo'ong banget kalo kamu sampe menggelengkan kepala. Bahkan topik inilah yang paling universal untuk dibicarakan atau pun dinikmati. Apalagi untuk remaja-remaji seusia kamu, kayak nggak ada tema lain yang mendominasi pembicaraan selain love and love mulu. Iya apa iya? Moga kamu nggak bosen selama sebulan full kami ngomongin ‘si daun waru' ini. Soalnya kami emang pengen kamu jadi remaja cerdas, termasuk dalam memahami dan menyikapi cinta. Setuju kan?
Sobat muda, cinta emang indah dan nikmat untuk dibicarakan atau pun dirasakan. Cinta ternyata ibarat dua sisi mata pisau yang tajam. Bila tak benar menggunakannya bukan tak mungkin kita malah akan terluka karenanya. Seperti kata Kahlil Gibran neh bahwa di balik sayap indah cinta, waspadalah ada terselip sebilah pisau tajam untuk mencabikmu. Ciee…nggak usah bingung bagi kamu yang nggak ngeh dengan bahasa kiasan Bung Gibran ini.
Ketika kamu jatuh cinta, dunia terasa indah dan berbunga-bunga. Kamu jadi rajin ke sekolah, rajin belajar, suka tersenyum, nyapa kiri-kanan, dll. Tapi semua itu akan berubah banget ketika kamu dapetin orang yang kamu cintai dengan tulus ternyata tidak membalas cintamu. Hiks…langit seakan runtuh. Lagu Pupus -nya Dewa 19 didendangkan berulang-ulang. Emang enak bertepuk sebelah tangan? Kamu pun merasa jadi orang paling merana sedunia dan selalu terbayang gimana caranya gantung diri di pohon tomat. Tapi apa iya sih, cinta cuma sebatas itu?
What is love?
Apa cinta itu? Bila ada sepuluh orang kamu tanya tentang pertanyaan ini, akan ada sepuluh jawaban pula yang bakal disodorkan. Bahkan para filsuf dan pemikir dari jaman baheula hingga jaman kiwari masih pada kebingungan untuk mendefinisikan tentang cinta ini. Bahkan ada yang bilang, cinta tidak untuk didefinisikan karena it's all about feeling (duilee.. sampe segitunya)
Tapi ada satu hal yang kita pasti sepakat, bahwa semua makluk hidup pasti mempunyai cinta. Induk ayam saja rela mengais-ngais tanah demi mendapat seekor cacing demi disuapkannya pada mulut anaknya. Belum lagi kalo kamu berusaha mendekati anak ayam yang masih imut, jangan salahkan bila kamu bakal diterjang sama induknya. Semua itu karena dorongan naluri, rasa cinta.
Apalagi yang namanya manusia, keberadaan naluri mencintai dan dicintai ini sudah built-up diberi dari sononya. Karena rasa ini adalah perwujudan dari naluri mempertahankan jenis atau bahasa kerennya, gharizah nau' . Bisa kamu bayangkan bila seorang suami tidak mencintai istri dan anaknya, maka ia tak akan mau bersusah payah bekerja mencari nafkah. Begitu juga seorang ibu, tanpa cinta tak mau ia merasakan lelahnya mengandung sembilan bulan lamanya, sekitnya melahirkan dengan nyawa sebagai taruhannya, menyusui hingga dua tahun, dan mendidik serta membesarkan anak-anaknya.
Tanpa cinta, tak mungkin Rasulullah Muhammad saw. menghabiskan seluruh hidupnya untuk berpikir dan berbuat demi umatnya. Bahkan di saat detik-detik akhir kehidupannya saat sakaratul maut menjelang, tahu nggak apa yang diingat beliau tercinta ini? ‘umati…umati' , (umatku…umatku). Bukan menyebut nama anak-anaknya, bukan pula menyebut nama istri-istrinya, apalagi menyebut harta yang memang tidak beliau punya, tapi Rasulullah menyebut umatnya. Termasuk kita yang hidup ribuan tahun jaraknya dari beliau pun sudah disebut dalam lisan sucinya. Betapa beliau mengkhawatirkan umatnya dengan penuh cinta. Malu nggak sih kita bila mengingat ini, sedalam apa balasan cinta kita untuk Rasulullah saw.? Maka sungguh indah senandung lagu milik Bimbo dengan penggalan lirik seperti ini: ‘Rindu kami padamu, ya Rasul, rindu tiada terperi. Berabad jarak darimu ya Rasul, serasa dikau di sini'.
Siapa sih yang nggak merasa cinta pada sosok mulia ini? Pasukan perang Tabuk rela menjadikan tubuhnya sebagai tameng anak panah demi menyelamatkan sang Nabi tercinta. Tubuh dan nyawa mereka tak ada artinya dibandingkan dengan keselamatan sang Rasul mulia. Bahkan ketika mendengar berita tentang isu wafatnya Rasul, semua sahabat menangis tersedu-sedu. Dan ketika mendapati beliau masih hidup tetapi dengan luka sekujur tubuh, para sahabat lega meski masih merasa sedih dengan terlukanya sosok yang dicintai. Ingin rasanya mereka menjadi pengganti rasa luka itu selama bisa mengurangi rasa sakit yang diderita Rasulullah akibat tusukan pedang dan anak panah. Semua itu mereka lakukan karena cinta.
Bila kita mau menoleh pada hal lain barang sejenak, akan kita dapati matahari yang bersinar tanpa syarat ke bumi, hujan pun turun untuk membasahi ladang gersang, dan tanah yang masih juga menumbuhkan tanaman buat manusia. Semua itu terjadi dengan begitu teratur, begitu indah, dan begitu setia. Dari siapa? Tentu dari Yang Maha Memiliki Cinta itu sendiri; Allah Swt.
Perwujudan cinta
Lalu bagaimana dengan kita? Dengan apa kita harus membalas semua rasa cinta yang pernah, sedang, dan akan terus kita rasakan hingga akhir hayat kita itu? Ada pepatah yang mengatakan kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Kamu pasti tahu dong, beda panjang jalan dan galah. Jauh banget kan? Kalau kasih ibu saja sepanjang itu, lalu bagaimana dengan kasih dan cinta Muhammad saw. pada umatnya? Lalu bagaimana lagi dengan kasih dan cinta Allah Swt. pada kita? Sungguh, seandainya seluruh pohon di bumi ini dijadikan pena dan air laut sebagai tintanya tetap tak bisa melukiskan sedalam dan sejauh apa cinta Allah pada kita.
Pernahkah kita merasakan dengan sadar cinta Allah dalam setiap tarikan dan hembusan nafas? Dalam setiap langkah yang kita buat, dalam setiap detik waktu yang terlewat, pernahkah itu kita sadari? Semua itu ibarat matahari, yang karena terbiasanya kita dengan sinarnya kita jadi lupa pada jasanya. Bayangkan bila sedetik saja Allah menarik pasokan oksigen untuk kita hirup, makhluk seisi dunia bisa kelabakan. Tapi Allah begitu sayang dan cinta terhadap kita sehingga tak peduli orang yang durhaka terhadapNya juga diberi pasokan oksigen yang sama dengan mereka yang taat. Meski tentunya ada konsekuensi juga kan? Mereka yang taat jelas tempat kembalinya di akhirat; surga. Begitu pun dengan yang durhaka sudah dintentukan tempatnya; neraka.
Sobat muda muslim, pernah nggak kamu dicintai oleh orang lain yang begitu tulus mencintaimu tanpa pamrih? Apa yang ingin kamu lakukan? Kamu pasti berusaha membalas ketulusannya dan berusaha mencintainya dengan tulus pula. Lalu, bagaimana dengan membalas ketulusan Allah dan rasulNya yang sudah begitu mencintai kita tanpa pamrih? Yaitu dengan berusaha menjalankan perintaNya dan menjauhi laranganNya.
BTW, kalo kamu sedang jatuh cinta, apa sih yang akan kamu lakukan demi si dia? Kalo si dia nggak suka liat kamu pakai baju merah, pasti kamu nggak bakal pakai baju itu demi menyenangkan hatinya meski sebetulnya kamu setengah mati suka warna merah. Jika si dia suka banget makan bakso kamu pasti berusaha setengah mati bisa mentraktirnya makan bakso meski kamu lagi kanker alias kantong kering. Kenapa bisa begitu? Karena cinta identik dengan ketaatan. Identik dengan keinginan untuk membahagiakan. Itu pulalah yang ingin kita lakukan bila ingin membalas cinta Allah dan RasulNya. Wajar dan sangat adil kan?
Bentuk riilnya?
Ketika kamu melaksanakan sholat lima waktu dan puasa Ramadhan, kamu sedang melakukan sebentuk bukti riil cinta kepadaNya. Tapi itu belum cukup, karena Islam bukan hanya agama ritual saja. Ketika kamu menutup aurat, kamu melakukannya karena cinta. Ketika kamu patuh dan sopan pada orang tua, sayang pada yang lebih muda, ringan tangan pada saat orang lain membutuhkanmu, bersedia mendengar keluh kesah kesedihan teman yang lagi durundung duka, itu semua juga sebagian bukti cinta.
Ketika kamu menasihati temanmu untuk tidak berpacaran dan tidak suka membolos, itu juga bukti cinta. Ketika kamu tahu menjalankan syariat Islam adalah wajib dan kamu mendakwahkannya pada yang lain, itu juga bentuk cinta. Bahkan tersenyum pun (asal bukan senyum yang TP alias tebar pesona yah) itu juga bentuk kecintaan kita pada sesama.
Jangan mentang-mentang kamu udah ngaji duluan, lalu merasa sok bener sendiri tanpa mau membagi cintamu itu dengan mendakwahkannya. Emang surga milik kamu sendiri? Nggak kan? Alangkah enaknya surga itu bila kita bisa menghuninya beramai-ramai. Bukankah kamu lebih suka rumahmu didatangi banyak temanmu daripada bengong sendirian nggak ada yang diajak ngomong. Tul nggak?
Cuekin aja kalo ada temanmu yang suka becanda bilang “Enak lho masuk neraka bisa ketemu bintang film macam Britney Spears, J-Lo, Mas Nunu alias Keanu Reeves or Brandon Lee”. Anggap saja mereka adalah orang-orang yang membutuhkan sentuhan cintamu dalam bentuk dakwah, amar makruf nahi munkar . Jangan benci mereka dan jangan pula dijauhi. Sentuh akal dan perasaannya sehingga mereka dapat memperoleh hidayah dan ‘terjerumus' dalam cinta; Islam.
Karena cinta
Yup, benar sekali bahwa semua kejadian di dunia ini tidak pernah terlepas dari yang namanya cinta. Mulai dari nongolnya kamu di dunia ini adalah hasil pertautan cinta ibu-bapakmu sampai kamu bisa beriman dan berislam hingga hari ini juga karena cintanya Rasul terhadap umatnya, juga cinta Allah terhadap hambaNya. Cinta bukan melulu Tejo yang naksir Surti, tidak selalu sang putri yang menunggu pangeran idaman datang meminang. Tapi cinta adalah kehidupan itu sendiri.
Pernahkah kamu menikmati setiap aliran cinta yang merambati tubuhmu di saat kamu menarik nafas segar di pagi hari, merasakan sejuknya embun yang menetes di wajahmu, dan bugarnya badan untuk memulai beraktivitas? Bila belum, cobalah. Pejamkan matamu dan rilekskan pikiranmu. Maka biarkan ada yang bening mengaliri sanubarimu. Oksigen yang terhirup, embun yang lembut, sinar mentari yang hangat, tubuh yang sehat, iman yang kuat dan pikiran yang mantap, itu semua ada karena cinta.
Jadi bukan Joy Tobing aja yang bisa menyenandungkan Karena Cinta . Kita juga bisa. Karena memang setiap detil kehidupan ini terjadi, semua karena cinta. So , kamu-kamu udah pada ngeh kan, bahwa cinta bukan melulu seperti yang kamu pahami selama ini, sekadar hubungan taksir-menaksir antar lawan jenis.
Cinta ternyata bisa begitu luas dan indah. Semoga dengan diguyurnya kamu sebulan ini dengan semua hal tentang cinta, bisa membuka hati dan akalmu tentang makna cinta itu sendiri. Sehingga kamu pun bisa melangkah dengan mantap di kehidupan dengan menaburkan sebanyak mungkin cinta kepada sesama. Bukan cinta sempit yang sulit dibedakan dengan nafsu, tapi lebih mengarahkan arti cinta kepada kebenaran itu sendiri, yakni Al-Islam. Agama yang selama ini menjadi pilihan hidup kita. Nggak berlebihan kan? Bahkan tulisan ini pun dibuat juga karena cinta kami pada kamu, sang calon pemegang tongkat estafet dakwah di masa depan. Sungguh, betapa indah dan ringan semua hal bila kita mendasarkannya karena cinta.